Current Achievement :
Blog's Layout Version 22 "2016 Badge" ― 29 January 2016
Blog's 700th Post ― 20 August 2016
Blog's 100.000 Visitors ―
20 August 2016

It`s easy! Just click labels below :

Diary | Event | Introduction | Resensi | Download | Birthday and Anniversary
Pet Society | Walt Disney | Korea | Japan | Pirates and the Mermaid
Pulang Sekolah Family | Cerita Panjang | Anime, Game, Cartoon Lists on Blog

Or type your keyboard that you are looking for on the box below, then click SEARCH

search?

Monday, August 24, 2015

French Fries


Ini bukan artikel tentang asal usul kentang goreng atau sejarahnya. BUKAN.
Di sini aku lebih mau curhat pengalaman pribadi tentang kentang goreng, aka. French Fries.

Tapi boleh lah ya ngasih tau dulu informasi kenapa namanya bisa disebut french fries...

Kentang berasal dari Peru dan Bolivia di Amerika Selatan. Pada abad ke-15 orang Spanyol membawanya ke Eropa. Ternyata, kentang bisa tumbuh dengan subur. Pada akhir abad ke-18 kentang sudah menjadi salah satu makanan utama di Eropa, di samping roti. Dari sana kentang menyebar ke jajahan-jajahan negara Eropa sampai tiba juga di Indonesia.

Di Amerika, para petani juga menanam kentang. Namun, di daerah New England kentang merupakan makanan ternak. Lalu, Thomas Jefferson menjadi duta Amerika di Prancis. Di tempat ia bertugas ini, Jefferson sangat suka pada kentang goreng gaya Prancis (french fries). Sepulang dari Prancis, tokoh terkemuka Amerika itu sering menyuguhkan french fries kepada tamu-tamunya. Akibatnya, gengsi kentang naik. Apalagi, Jefferson kemudian menjadi Presiden ketiga Amerika Serikat.

Restoran-restoran kelas atas di Amerika pun tidak malu menyuguhkan french fries. Namun, masa itufrench fries belum panjang-panjang langsing seperti sekarang. Irisan kentangnya masih tebal.

Suatu hari di tahun 1853, seorang pria memesan french fries di sebuah restoran anggun di Moon Lake Lodge,Saratoga Springs, Amerika Serikat.

Koki restoran itu, seorang Indian bernama George Crum, membuatkan french fries yang diiris tebal seperti biasa. Ternyata, tamu itu tidak puas. "Irisannya terlalu tebal!" katanya. Pelayan mengembalikan kentang goreng itu ke dapur. Koki terpaksa menyiapkan yang baru.

Kentang diirisnya lebih tipis. "Bagaimana sih, saya 'kanminta yang tipis!" kata tamu itu ketika kentang goreng kedua dibawakan. George Crum jadi kesal.

"Rasakan, aku iris kentangnya setipis korek api!" pikirnya. Eh, ternyata tamu itu malah senang. Lantas banyak tamu lain memesan french fries serupa. Pesanan berdatangan pula dari tempat jauh.

Makanan itu mulanya dinamai Saratoga Chips dan merupakan keistimewaan restoran tersebut. Kemudian Crum membuka restoran sendiri. Melihat keberhasilannya, orang lain meniru.

Lalu, ada orang yang bisa membuat mesin pengupas kentang. Asyik! French fries bisa dibuat besar-besaran tanpa harus mengupas kentang satu demi satu dengan tangan. Kepopuleran french friesmenjalar dari Amerika bagian utara ke selatan lalu menyeberang ke Eropa dan akhirnya ke bagian dunia lain, termasuk Indonesia. Kita baru mengenalnya secara luas pada tahun 1970-an, yaitu sejak muncul restoran-restoran fried chicken dan hamburger.
sumber: http://intisari-online.com/read/usut-asal-sejarah-unik-di-balik-french-fries


Well OK, jadi kita tau sekarang darimana asal namanya, kenapa namanya "french" yang berarti Perancis.

Kentang goreng yang ingin aku ulas kali ini lebih khusus ke french fries buatan restoran cepat saji.

Sudah dua kali —baca: DUA KALI— aku beli french fries yang nggak habis lantas dibawa pulang.
jangan tanyakan kenapa nggak habis waktu makan di sana

Singkatnya, sesampainya di kosan kentang goreng itu malah nggak kemakan. Cukup mubazir memang, tapi daripada ditinggal di restoran cepat saji itu mending dibawa pulang buat dikasih makan ke kucing. Dan dibiarkan...

Dibiarkan.

DIBIARKAN.

SELAMA BEBERAPA HARI... BAHKAN MINGGU!

DAN NGGAK BASI!!!

Pun nggak berjamur atau dikerubutin semut.
Pokoknya masih kelihatan fresh seperti baru keluar dari gorengannya di restoran cepat saji.

Tentu saja kalo dirasakan akan keras dan berasa hambar.
Eh, bukan berarti aku masih mau makan kentang goreng yang udah beberapa hari dibiarkan itu ya.

Dan ini nggak disengaja btw.
Ini murni ketidaksengajaan yang disengaja.
Pokoknya ini kelupaan dimakan jadi tuh kentang goreng tertambat dikosan beberapa hari... bahkan minggu.

Btw, masuk kamar kosan langsung semerbak harum kentang goreng lho!
Manjur sebagai aroma terapi juga nih.

Intinya, kentang goreng aka. french fries asal restoran cepat saji itu banyak mengandung pengawet. Saking banyaknya sampe nggak busuk dibiarkan beberapa hari, jamuran pun nggak, berbau busuk pun nggak. Sebenernya nggak cuma kentang goreng sih, makanan cepat saji dari restoran cepat saji ternama itu nggak cukup baik bila dikonsumsi dalam jumlah besar. Kalo dimakan sesekali boleh lah, apalagi kalo lagi ngidam. Rasanya enak memang, tapi efek jangka panjangnya nggak cukup baik bila dikonsumsi terus menerus.

Aku tau ini berat. Makanan seperti ini sangat menggiurkan, apalagi rasanya harganya juga menggiurkan. Tapi ingat, sebagai anak perantauan di tanah orang tanpa sanak saudara yang bisa ngawasin setiap waktu itu, kita harus bisa terus berhati-hati terutama dalam memilih makan yang kita makan.

Jangan makan makanan cepat saji terus.
Jangan makan makanan instan.
Perbanyak makan sayur dan buah.
Banyakin susu dan makanan serta minuman bermanfaat.

Lebih baik makan sehat daripada makan enak. Tapi tentu saja lebih mending makan makanan yang sehat dan enak.
Cheers...

0 comment (s):

Post a Comment