Sebagai pembuka bahwa aku tidak tahu bagaimana membuat resensi yang baik untuk sebuah buku tapi tetap akan kucoba –dengan versiku tentu saja. Tentang buku berjudul “GADIS KOREK API DAN DONGENG-DONGENG LAINNYA” yang diterbitkan oleh penerbit Atria.
Gadis Korek Api Dan Dongeng-Dongeng Lainnya
Oleh Hans Christian Andersen
Kubeli waktu itu di Gramedia dengan harga sekitaran 30ribuan. Lumayanlah untuk menambah koleksi cerita klasikku.
BTW memang Atria banyak mengeluarkan cerita klasik –yang ditandai dengan ikon “Klasik” di pojok kiri atas.
Terdapat 10 cerita klasik dalam buku ini. Bertebal 267 halaman dan sampul buku bernuansa merah gelap dengan gambar cerita “Gadis Korek Api” –yang membuatku ilfil setengah mati untuk baca cerita ini karena gambarnya sangat .. err unik!
Cerita dalam buku ini antara lain Kisah Cinta Putri Duyung Kecil, Angsa-Angsa Liar, Sang Putri Sejati, Thumbelina, Burung Bulbul, Gadis Korek Api, Ratu Salju: Dongeng dalam Tujuh Kisah (Serpihan Cermin, Bocah Laki-Laki dan Gadis Kecil, Taman Perempuan Penyihir, Pangeran dan Putri, Gadis Perampok Cilik, Perempuan Lapland dan Perempuan Finlandia, Kejadian di Istana Ratu Salju dan Akibatnya), Baju Baru Kaisar, Kisah Rembulan, Anak Itik Buruk Rupa.
BTW Kau bisa melihat bercak dan goresan darah di beberapa bagian sampul buku depan maupun belakang yang membuat buku ini bernuansa agak suram. Ya karena memang ada cerita-cerita yang berakhir dengan sad-ending.
Sebutlah Kisah Cinta Putri Duyung Kecil yang mati dan menjadi buih terkatung-katung di lautan dan kemudian terbang di angkasa karena pangerannya menikahi perempuan lain. Jika kau membayangkan cerita The Little Mermaid-nya Disney, maka kau akan berpikir bahwa cerita original Hans Christian Andersen begitu suram -berbeda dengan Ariel yang menikah dengan Eric sang pangeran dan happily ever after.
Lanjut ke Gadis Korek Api. Tipikal cerita sad-ending entah mau diubah, entah retold, entah diceritakan kembali ke versi mana saja tapi endingnya tetap seperti itu, kematian sang gadis. Ah, ini gadis tak bernama ya? Jadi susah nyebutnya. Di dalam cerita saja selalu disebut Gadis Korek Apimelulu. Kenapa Gadis Korek Api bukannya Gadis PENJUAL Korek Api? Kalo Gadis Korek Apikesannya bahwa gadis ini adalah siluman korek api. xDD
Ah ya, jujur saja bahwa aku lumayan malas sibuk bacanya, jadi baru kubaca sebagian isinya, itu juga loncat-loncat bacanya. Pokoknya kalo ceritanya tidak terkenal aku tidak mau baca dulu. Pokoknya kalo ceritanya panjang akan kubaca belakangan.
Thumbelina, sang gadis sekecil jempol. Endingnya bahwa si Thumbelina balik lagi ke rumah neneknya. Ah, tapi aku akan tetap berharap suatu hari nanti akan ada remake Thumbelina bahwa Thumbelina mati terinjak orang saat dia berkeliaran di jalanan. Salahnya sendiri kabur dari rumah!
Sang Putri Sejati, atau lebih terkenal dengan judul The Princess and the Pie. Terima kasih pada Pet Society karena berkat game itu aku tahu cerita klasik yang satu ini, tentang seorang putri yang tidur di atas 20 tumpukan kasur dengan butir kacang di sela-sela kasur terbawahnya. Simbol dari cerita ini adalah tumpukan kasur. Jika kau menemui cerita ini yang di remake atau disadur atau dibuat atau diapakanlah ke media lain yang bergambar, kau pasti akan melihat gambar tumpukan kasur dengan seorang gadis tertidur di atasnya. Eh ya, ceritanya dalam buku ini CUMA tiga lembar lho!
Baju Baru Kaisar atau Emperor’s New Clothes dalam bahasa inggrisnya. Pasti sudah banyak yang tahu cerita ini, garis besarnya bahwa seorang kaisar yang dibegoin memakai baju bohongan oleh penipu-berkedok-penjahit hingga di tengah kampanyenya seorang anak kecil berteriak bahwa sang kaisar ternyata dibegoin tidak memakai baju.
Anak Itik Buruk Rupa. Ya, The Ugly Duckling adalah cerita penutup dalam buku ini. Tak banyak yang harus kuceritakan juga karena ya memang ceritanya tentang anak itik buruk rupa yang kemudian berubah menjadi sesosok angsa putih yang cantik jelata jelita. Ah, cerita yang satu ini juga kuharap ada remake bahwa sang itik buruk rupa mati ditembak pemburu sebelum dia sempat berubah menjadi angsa. Auch!
Secara keseluruhan memang menarik untuk dibaca, jadi cobalah untuk menikmatinya sendiri. Aku sendiri belum membaca kisah Ratu Salju dengan tujuh cerita didalamnya dan Rembulan dengan sub-cerita TIGA PULUH TIGA judul. Wew!
0 comment (s):
Post a Comment