Current Achievement :
Blog's Layout Version 22 "2016 Badge" ― 29 January 2016
Blog's 700th Post ― 20 August 2016
Blog's 100.000 Visitors ―
20 August 2016

It`s easy! Just click labels below :

Diary | Event | Introduction | Resensi | Download | Birthday and Anniversary
Pet Society | Walt Disney | Korea | Japan | Pirates and the Mermaid
Pulang Sekolah Family | Cerita Panjang | Anime, Game, Cartoon Lists on Blog

Or type your keyboard that you are looking for on the box below, then click SEARCH

search?

Tuesday, August 02, 2011

★ Makan Sahur di Jonggol ★


Hari kedua puasa di Jonggol. Ah, sungguh menggetarkan jiwa saat waktunya sahur, apalagi tadi malam.

TADI MALAM.

Kuputuskan untuk tidak membeli makan dulu pada malam sebelum tidur, yang kupikir akan beli makan pada saat sahurnya. Kupikir bahwa sahur adalah saat-saat yang tak kalah istimewa seperti berbuka, jadi kupikir bahwa nantinya akan bisa makan dengan nikmat.

Oke, semuanya bermula pada jam 2.30 saat alarm berbunyi. Pokoknya siap-siap, lalu keluar untuk mecari makan. Kuberjalan keluar kontrakan hingga sampai di jalan raya di depan. Hanya satu yang kutau pasti, sepi.

SEPI.

Tak ada satupun kendaraan yang lewat. Lalu kupikir, "Hei, ini kan sahur! Kenapa juga tak ada orang 'bebas' yang keluar untuk mencari makan?".

Kuputuskan untuk menunggu hingga kemudian berjalanlah waktu 5menitan. Oke, masih sepi.

SEPI!

Tak ada sama sekali kendaraan lewat. Oh great! Kupikir bahwa aku akan ke Jonggol arah alun-alun untuk mencari makan, yang tentu saja dengan naik angkot untuk bisa menuju ke sana. Dan hasilnya, kendaraan pun tak ada yang lewat.

"Lalu makan apa aku sekarang!?" pikirku. Sama sekali tak ada warung makan atau sejenisnya yang buka di sekitar sini. "Hei, dimana semua orang!!!"

Yasudah, karena sudah lapar, maka kuputuskan untuk mencari makan ke arah Cipeucang saja. Cipeucang adalah daerah di warnet RANGERS yang agak ke sana lagi sedikit. Oke, perlu digaris bawahi: jalan kaki.

Kuberjalan. Kuberjalan. Kuberjalan. Kuberjalan ke arah Cipeucang demi sesuap nasi. Oh, begitu banyak cobaan yang harus kuhadapi.

Sekali lagi, JALAN KAKI.

Dengan menghabiskan waktu sekitar 15 menitan, akhirnya sampai juga aku di pertigaan Cipeucang. Hasilnya? Tak ada warung makan yang buka. WHAT!?

Kuputuskan untuk berjalan agak jauhan ke arah lebih ke sana lagi, dan akhirnya kutemukan warung nasi yang buka. SATU warung nasi yang buka.

"Hei, beneran nih, ini suasana sahur di Jonggol!?"

Tak pikir panjang pun, kubeli makanan di sana. Nasi, telor bulet, terong, dan tempe. Oke, karena memang hanya itu yang kusuka di situ saat itu. Cukup lumayan untuk makan sahur dengan meraup 6000 rupiah.

Lalu seselesainya membeli makanan (dibungkus) aku pulang juga, yang pastinya JALAN KAKI lagi.

Adasih sekarang kendaraan yang lewat. Ada beberapa motor yang dengan kecepatan tinggi menuju ke arah Jonggol, ada mobil yang ke arah lainnya, dan angkot. ADA ANGKOT! Tapi hei, angkotnya bukan ke arah Jonggol! Jadi tetap saja, jalan kaki. Sekali lagi, LIMA BELAS MENIT lagi untuk berjalan kaki ke arah kontrakan.

Lalu sesampainya dikontrakan tak akan kusiasiakan perjuangan kerasku dan perjalananku demi mendapat sesuap nasi. Untung aku sudah ada minuman botolan di kontrakan, kalo tidak UGH!, mau beli dimana lagi ini minum.

Baiklah, memang kuakui, puasa itu harus penuh dengan kesabaran. Bahkan sekarang kutau bahwa sebelum puasanya pun harus penuh dengan kesabaran.

Cobaan. Anggap saja sebagai cobaan dalam menghadapi puasa di tanah rantau. Sekalian hitung-hitung tambah pahala.

Bagus sih ya. Oke, aku yakini bahwa pahala memang baik untuk dicari.

But no, I WON'T DO ALL OF THIS AGAIN EVERY DAY.

Semalam saja itu sudah sangat cukup. Terima kasih banyak atas kondisi Jonggol yang seperti ini, maka lain kali aku akan selalu beli cadangan makanan untuk makan sahur pada malamnya sebelum tidur.

0 comment (s):

Post a Comment