★ PS Family ★

Keluarga PS (Pulang Sekolah) adalah sebuah keluarga yang terbentuk secara tibatiba saat pulang sekolah –yang sedang menikmati makan di kantin. Kami lupa kurang tahu pasti kapan berdirinya tetapi yang masih kami tahu bahwa ikatan ini terbentuk saat kami masih kelas 2 SMA (ini awal tahun 2007). Cerita lengkap nya lumayan panjang, silahkan baca di bagian bawah silsilah keluarga.

(klik gambar untuk memperjelas)

Ceritanya begini, kami biasa makanmakan dan atau jajanjajan serta minuminum –bukan minum yang macemacem lho. Seperti biasa, kami selalu membooking satu meja besar di kantin. Saat hari itu, aku datang lumayan akhir dan seperti biasa aku memesan minum. Ternyata meja itu telah lumayan penuh dan aku tidak kebagian tempat. Akhirnya kuambil kursi lain dan aku terpaksa duduk di ujung meja besar itu –yang lumayan panas tersorot sinar matahari. Kemudian ada yang mengatakan bahwa biasanya dalam suatu meja makan, kepala keluarga adalah yang duduk di ujung meja. YA, dari situlah kemudian aku menjadi seorang kepala keluarga. Lita berada di sisi kanan depanku (yang biasanya sang istri) dan Nurina berada di bagian kiri depanku (yang biasanya sang ibu). Didik dan Diaz di sebelah Lita. Saki ada di sebelah Nurina –atau entah bagaimana urutannya aku lupa pokoknya kemudian jadilah suatu silsilah keluarga itu.

Untuk cerita silsilah keluarga sendiri, beginilah situasinya :

Dimulai dari aku, CanCan sebagai seorang kepala keluarga –yang berkuasa. Mengatur dan mempunyai hak penuh pada setiap yang ada dalam keluarga ini (termasuk kunci lemari dan brankas uang, hanya aku yang tau kodenya). Pada gambar di atas, aku sebagai bintang ya ★

Orang tuaku dalam keluarga ini merupakan pasangan yang seharusnya bahagia. Okky sebagai papAH-ku dan Nurina sebagai mamAH-ku. Perlu diperhatikan di sini bahwa penyebutannya bukan pa-pah dan ma-mah akan tetapi lebih ditekankan pada bunyi AH menjadi pap-AH dan mam-AH. Kami merupakan sebuah keluarga yang berbahagia sebelum semuanya berakhir –papAH dan mamAH bercerai. papAH telah meninggalkan mamAH sendirian. Dan untuk mamAH, aku butuh duit !

Istriku adalah Lita, seorang wanita yang cukup pengertian. Aku menemukan bertemu dengannya saat aku sedang berbincang dengan mamAH –yang tibatiba saja dia nongol ikut nimbrung berbincang. Dia cukup easegoing dan meng-iya-kan segala kemauanku termasuk ucapan pentingku –walaupun sebenarnya lumayan rumpi.

Orang tua Lita adalah Didik dan Diaz –yang notabene adalah mertuaku. Didik sebagai papap dan Diaz sebagai mamam –atau malah terbalik. Keduanya memang cocok –sebagai gamer. Namun sepertinya mereka juga cocok sebagai pasangan kakak-adik.

Anak kami (aku dan Lita) adalah si kembar –Saki dan mbak Jo. Kami menemukannya dari sebuah mesin permen. Ceritanya kami membeli permen dari sebuah mesin permen dengan koin seribu rupiah, dan ternyata dapat 2 permen ! Namun ternyata permen tersebut tidak baik kurang memuaskan jadi kami memutuskan untuk membuangkan ke selokan air terdekat. Keajaiban muncul kembali bahwa setelah permen tersebut terkena air ternyata bisa berubah menjadi dua orang manusia –Saki yang pertama dan mbak Jo yang kedua. Jadilah mereka anak kembar kami. Namun, pada pertengahan tahun, mbak Jo meninggalkan kami (lulus sekolah) dan kamipun tinggal beranak satu.

Tak hanya itu, keluarga kami lebih besar lagy. Kepala pelayan pun sudah kami anggap keluarga, mas Ajar. Dia telah mengabdi pada keluarga ini sejak papAH-ku masih kecil, bahkan dialah yang merawat papAH sejak kecil. Sialnya, dialah pemegang kekuasaan terhadap keuangan keluarga karena sudah dipercaya sejak dahulu. Yah, walaupun kunci dan kode brankas ada padaku tetapi tetap saja pengeluaran dan segala anggaran ada padanya.

Ada lagy pemusik keluarga, Tata. Tadinya, dia merupakan pemusik pengembara dari negeri jaran .. eh jiran. Namun, karena keahliannya dalam bermusik dan menyanyi maka keluarga ini pun menyarankan agar dia menetap dan bermusik untuk menyenangkan hati kami.

Sayangnya, keluarga ini pun harus terpisah jarak, ruang, dan waktu –kami lulus dari SMA. Namun kami tetap saling berkomunikasi satu sama lain. Dan bagaimanapun, walaupun kami bukan suatu keluarga tetapi kami merupakan satu ikatan 'keluarga' dan akan selalu kami kenang sepanjang masa.