Current Achievement :
Blog's Layout Version 22 "2016 Badge" ― 29 January 2016
Blog's 700th Post ― 20 August 2016
Blog's 100.000 Visitors ―
20 August 2016

It`s easy! Just click labels below :

Diary | Event | Introduction | Resensi | Download | Birthday and Anniversary
Pet Society | Walt Disney | Korea | Japan | Pirates and the Mermaid
Pulang Sekolah Family | Cerita Panjang | Anime, Game, Cartoon Lists on Blog

Or type your keyboard that you are looking for on the box below, then click SEARCH

search?

Monday, June 06, 2016

Jonggol : 5 Years Ago [Flashback Edition]




Lima tahun lalu, selama tiga bulan lamanya, sekitar awal Mei 2011 hingga awal Agustus 2011, saya OJT di PT PLN (Persero) UPJ Jonggol. Dulu sih masih berupa Unit, tapi sekarang sudah berupa Rayon.

Saya dedikasikan post ini eksklusif membahas 5 tahun lalu tinggal di Jonggol.
Yapp, Jonggol bray!
Walaupun nggak lama, cuma tiga bulan saja, tapi sampai sekarang cukup membekas.
Kesan tersendiri lahhh.

Ke Jonggol pertama kali bareng temen-temen, if you ask me how I went there first time, jadi tau caranya ke sana. Tapi pas temen-temen yang lain menghilang (baca: beda unit) alhasil saya sendirian harus bisa mandiri melakukan perjalanan Jonggol-Cengkareng PP. Ya, sendirian. Tadinya lima orang dari pusat untuk OJT di APJ Gunung Putri, tapi kami malah dikirim ke Unit oleh Manajer Gunung Putri. Dua orang teman di-plot ke Cileungsi dan dua orang lainnya di-plot ke Ceteureup, tersisa saya sendiri di-plot ke Jonggol.

Inget banget waktu itu akhir April 2011 pas release lagu Shampoo, my favorite After School’s song. And yeah, Shampoo masih menjadi salah satu lagu favorit saya sampai saat ini. Nggak bosan-bosannya perjalanan dari Cileungsi ke Jonggol naik angkot sambil pake headset dengerin After School nyanyi Shampoo. SEPANJANG PERJALANAN. Pokoknya Shampoo itu lagu wajib saya di Jonggol.

Di kantor harus ada Shampoo.
Di perjalanan harus ada Shampoo.
Di kontrakan harus ada Shampoo.

Tentang kontrakan nih, dapet petakan dengan harga Rp 350.000 per bulan. Tadinya pikir saya harga segini terhitung mahal untuk ukuran Jonggol kalo dibanding dengan harga kosan di Cengkareng yang cuma Rp 300.000,- include cuci baju. Tapi lumayan nyaman kontrakan ini ada ruang depan, kamar tidur, dan kamar mandi sendiri.

Eh tapi, setelah saya bekerja, saya merasakan harga kontrakan/ kosan yang malah lebih mahal. Di Jakarta Pusat kosan saya Rp 800.000,- sekamar dan ini yang membuat saya berpikir bahwa kontrakan di Jonggol itu kelewat murah untuk tiga kamar.

Saya jadi cukup bersyukur bahwa kontrakan dulu yang lumayan luas itu lebih enak daripada kosan di Jakarta yang mahal-mahal. Banyak orang cerita kosannya mencapai lebih dari Rp 1.000.000,- dan itu membuat saya eww~ gini amat yak tinggal di ibukota.

BTW angkot warna biru tua itu jurusan Cileungsi-Jonggol itu lumayan panjang. Tempat duduknya muat lebih banyak dan lebih luas daripada angkot di Jakarta. Perjalanan dari simpang empat Cileungsi sampe Jonggol cuma Rp 4.000,- dan itu memakan waktu yang lumayan. Itu jaraknya cukup panjang walaupun hanya lurus-lurus aja.

Oh ya, selama perjalanan ngelewatin hutan-hutan, perumahan Citra Indah, dan Mekarsari.

Perumahan Citra Indah di sono termasuk kawasan elit. Citra Indah termasuk dalam bagian Ciputra group, sama seperti Citraland mall. Ini ada hubungannya loh ternyata. Yap, bus shuttle langsung Citra Indah-Citraland Jelambar. Nah ini yang membuat saya bisa lebih “ringkas” dalam melakukan perjalanan.

Tadinya dari Cengkareng ke Cileungsi itu naik bus dulu via Rambutan, nah sekarang ada bus shuttle langsung dari Citra Indah ke Citraland Jelambar. Cuma Rp 12.000,- sekali perjalanan. Wah, ini cukup nikmat menurut saya. Bolak-balik Jonggol-Jakarta nggak usah rempong lagi gonta-ganti naik bus berdesakan berhimpitan karena sudah bisa naik bus Citra Indah–Citraland yang lebih nyaman.

Mekarsari sendiri tampaknya sudah sangat terkenal. Taman buah. Tapi sayangnya, selama tiga bulan di sana belum pernah sekalipun saya menginjakkan kaki di sana. Miris. Eh eh eh tapi, baru seminggu yang lalu saya menyempatkan diri untuk pertamasya ke Mekarsari. Saya akan upload kesan perjalanan ke Mekarsari di post tersendiri. Nantikan saja post berikutnya. Ufufufufu.

Move on!

OJT di PT PLN (Persero) UPJ Jonggol itu lumayan mengasikkan. Orang-orangnya asik. Suasananya juga mendukung. Enak lah pokoknya. Salut sama orang-orang PLN Jonggol deh.

Kekeluargaannya juga sangat terasa. Mungkin karena PLN ini kecil, hanya sepetak gedung kecil dua lantai. Pegawainya juga hanya beberapa, sekitar belasan saja kalo nggak salah. Tapi ditambah beberapa pihak yang membantu membuat suasana PLN Jonggol tak terasa sepi. Saya ingat suatu Jumat setelah senam ada gelar makan di atas daun pisang lesehan dan dimakan rame-rame langsung comot dari atas daun pisang itu. Ini terasa banget kebersamaannya. Cukup bangga pernah menjadi bagian dari keluarga kecil ini.

*Terharu*
*Usap air mata buaya*

Makanan di sana nggak asing.
Cuma minum defaultnya pasti teh tawar.
Seperti iklan nih, “Apa pun makanannya, minumnya teh tawar anget!”

Tapi pas puasa susah bray!
Warung di sana yang buka pas siang-malam aja dikit, apalagi pas buka.

NIHIL.

Bener-bener nggak ada yang jualan di sekitar situ. Sengsara pas mau sahur. Harus jalan dulu menyusuri jalan besar melewati hutan-hutan dengan pohon tinggi di sepanjang kanan-kiri jalan.

Angkot?
Boro-boro!
Kendaraan aja jarang yang lewat pas sahur. Yang seliweran juga paling satu-dua doang. Jadi terpaksa jalan kaki nyari makan di warung yang buka.

Walaupun cukup sengsara, tapi ini pengalaman. Pengalaman nggak bisa sahur dengan santai karena nggak ada warung dekat yang buka, harus jalan kaki jauh dulu baru bisa makan sahur. Untungnya di sana cuma sehari doang sahurnya, pas banget hari pertama Ramadhan 2011.

Untuk pekerjaan sendiri, nggak ada yang terlalu berbeda dari saat ini. Ngurusin listrik  tentu saja. Tapi dengan penyulang yang hanya empat buah? Gangguan sangat jarang terjadi.

Jonggol dengan wilayah yang sangat luas, bahkan paling luas dibanding wilayah Unit di sekitarnya, tapi penyulang hanya empat itu membuat saya merasa, “Wah, beneran?” sekaligus berpikir bahwa banyak wilayah Jonggol yang masih berupa hutan dan penduduknya masih minim.

YA, hutan-hutan dengan pepohonan tinggi masih banyak ditemukan di sana. Jalan sekitaran kontrakan juga masih ada banyak hutan-hutan.

Tapi nggak begitu horror.
Beneran.

Saya main ke warnet kan tentu malam hari dan pulang pasti juga larut malam. Dan itu kontrakan-warnet PP jalan kaki dengan hutan di kanan kiri jalan. Larut malam pun jarang kendaraan lewat. Itu perasaannya masih biasa saja sih. Nggak kepikiran copet atau begal atau apalah dan ALHAMDULILLAH nggak terjadi sesuatu hal negatif yang nggak diinginkan.

YAP, di sana ada warnet.
Jadi nggak begitu primitif banget lah.
Hahaha.

Pokoknya Jonggol itu berkesan. Positif dan negatif ada semua. Positifnya banyak. Negatifnya mungkin yang paling berasa adalah susahnya nyari makan pas puasa.

Overall, Jonggol itu enak tapi hideous.
Tapi kalo tinggal di sana lagi, saya nggak mau.
Heheheh.